Recent Posts

(INSPIRASI) DAHSYATNYA PIKIRAN POSITIF


Pikiran Positif membantu mempermudah penyelesaian masalah
 
https://images.app.goo.gl/66A8fKQz4FQwVJGU9
Setiap manusia yang punya akal sehat pasti akan menghadapi berbagai masalah dalam hidupnya. Ada masalah yang sangat besar, masalah besar, cukup besar, kecil dan sangat kecil tidak akan lepas dari kehidupan setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, tua muda ataupun anak-anak. Dari sekian banyak masalah yang menghampiri manusia, ada yang bisa menghadapi masalah tersebut dengan sangat mudah dan bahkan seolah-olah tidak ada masalah, ada juga yang terseok-seok dalam menghadapinya dan bahkan ada juga yang tidak mampu menghadapi masalah sehingga jalan-jalan yang salah akan tetap ditempuh untuk menyelesaikan maslah tersebut. Hasilnya adalah ada yang santai sambil menikmati setiap langkah dalam menghadapi masalah tersebut, ada yang stres sampai depresi, ada yang sampai gila dan bahkan jalan yang paling ekstrem adalah bunuh diri.
Hal wajar ketika manusia yang hidup dan mempunyai akal yang sehat akan menemui permasalahan. Namun dari setiap permasalahan yang dihadapi, akan berbeda-beda cara menyelesaikan masalah tersebut. Ketika masalah menghampiri orang yang kuat jiwa dan raganya, maka kemungkinan permasalahan tersebut mudah diselesaikan, namun apabila masalah tersebut dihadapi oleh orang yang labil jiwanya, maka kemungkinan akan muncul masalah baru karena ketidakmampuan ia menyelesaikan masalah yang ada. Dilihat dari kemampuan menyelesaikan masalah tersebut, maka yang paling berperan dalam penyelesaian masalah adalah kondisi jiwa yang prima yang akan berhasil menghadapi dan menyelesaikan masalah.
Pengalaman membuktikan bahwa ketika semua permasalahan dihadapi dengan pikiran yang positif, maka semua akan baik-baik saja. Memang ketika kita belum menghadapi masalah tersebut, kelihatannya kita akan sulit menghadapinya, namun ketika masalah tersebut sudah menimpa kita, maka tidak ada yang begitu berat. Tinggal bagaimana kita bisa mengontrol jiwa kita agar tetap selalu bisa berpikir positif.
Pada hari Rabu 11 Desember 2019, sebuah cobaan yang mungkin bagi sebagian orang cukup berat, bagi penulis juga memang cukup berat, terjadi di pagi itu. Cobaan tersebut terjadi begitu cepat dan tidak terduga. Laptop yang sehari-hari dipakai oleh penulis berpindah tangan ke tangan orang yang tidak berhak secara hukum. Laptop tersebut digunakan penulis untuk bekerja sehari-hari di sekolah. Kita mungkin dapat membayangkan betapa banyak dokumen atau file yang sangat berharga melebihi harga dari laptop tersebut berada dalam laptop itu. Semua pekerjaan baik yang sudah, yang sedang dan yang akan dikerjakan tidak tersisa, semua hilang bersama dengan laptop tersebut. Bagi penulis, cobaan itu cukup berat mengingat pentingnya alat tersebut dalam menunjang kegiatan sehari-hari di sekolah.

https://images.app.goo.gl/FaPqqEXLX6qcc9BPA
Pagi itu, penulis datang seperti biasa jam sekitar jam 07.32 menit Wita. Sesampainya di kantor, penulis mengisi daftar hadir dan langsung pergi ke ruangan kerja yang kebetulan ruangan kerja tersebut terpisah dengan ruangan dewan guru lainnya. Maklum saja yang namanya ruangan bimbingan dan konseling memang seharusnya terpisah dari ruangan lainnya. Setelah membuka pintu dan meletakkan tas yang berisi laptop dan perlengkapan mengajar, penulis langsung berangkat ke ruang guru untuk membuka komputer server e-rapor karena kebetulan penulis juga menjadi admin e-rapor pada saat itu. Setelah memastikan semua perangkat sudah hidup, lalu mencek isi dari e-rapor dan memonitor guru-guru yang sudah mengisi e-rapor di komputer klien masing-masing. Setelah itu mempersilakan rekan-rekan guru untuk bertanya jawab sambil membantu menyelesaikan permasalahan pengisian e-rapor oleh setiap guru.
Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan jam 09. 29 menit. Lalu penulis kembali ke ruang kerja yang pada saat itu dan sebelum-sebelumnya memang tidak pernah terkunci, hal itu karena penulis yakin bahwa tidak ada yang akan masuk untuk melakukan tindakan yang merugikan sekolah atau guru. Sesampainya di ruang kerja, penulis membuka laptop dan membuka internet, selanjutnya membuka aplikasi Plagiarisme Checker karena pada saat itu kebetulan penulis mempunyai tulisan yang harus dicek tingkat plagiarismenya. Setelah mengunggah tulisan, aplikasi melakukan proses Scan dan sedang dalam proses menunggu, oleh karena baterai sudah mulai kosong, kabel charger pun dipasang ke colokan listrik dan sementara tas yang di dalamnya berisi beberapa dokumen penting serta uang tunai diletakan di kursi di samping meja kerja.
Selama menunggu hasil Scan, penulis berjalan ke luar ruangan dan menemui dua orang wanita yang sepertinya sudah sering berkunjung dan diyakini akan berurusan dengan salah satu guru di SMP tempat penulis mengajar yaitu SMP Negeri 1 Paringin Kab. Balangan Kal-Sel. Penulis kembali masuk untuk mengecek apakah sudah selesai atau belum. Tidak berselang lama, datanglah Pak Aji guru olah raga ke ruang kerja penulis dan beliau meminta untuk dipandu mengisi e-rapor karena beliau belum begitu menguasai cara pengisian e-rapor sebagai guru yang bertugas tambahan di SMP tersebut.
Sebagai admin e-rapor di sekolah itu, maka sudah menjadi kewajiban penulis untuk memberikan bantuan cara input data dan nilai siswa ke e-rapor, penulis pun berangkat bersama Pak Aji ke kantor untuk memosisikan diri dekat dengan server e-rapor. Ketika meninggalkan laptop yang masih terbuka bersama charger dan tas kerja, pintu ruangan memang tidak dikunci dan laptop tersebut terlihat sangat jelas dari luar ruangan. Tanpa ada rasa curiga sedikit pun dan kepada siapa pun, penulis dengan santainya meninggalkan ruangan kerja menuju kantor dimana server berada.
Setelah sampai ke kantor dan memberikan penjelasan serta membantu sedikit cara input data dan nilai siswa ke e-rapor, penulis kembali ke ruang kerja. Tidak ada rasa terkejut ketika melihat di meja kerja bahwa laptop dan chargernya sudah tidak ada. Penulis hanya berpikir mungkin laptop ada di dalam tas karena lupa apakah tadi sudah mengeluarkan laptop atau belum. Setelah di cek di dalam tas, ternyata tidak ada laptop yang biasanya dipakai. Penulis mencoba mencari di setiap ruangan, namun tidak menemukannya. Penulis berpikir mungkin teman kerja penulis yang meminjam. Setelah dicari ke berbagai tempat dan menanyakan kepada rekan-rekan sejawat, tidak ada yang tahu dan akhirnya penulis baru sadar bahwa laptopnya sudah hilang.
Ketika sadar bahwa laptop sudah hilang, rekan-rekan kerja termasuk kepala sekolah menjadi gempar. Padahal di depan ruangan tadi ada dua orang perempuan dan ada satpam, ketika mereka ditanya, ternyata tidak menyadari bahwa yang masuk ruangan tadi adalah pencuri. Oleh karena ruangan tersebut memang sering menjadi tempat lalu lalang orang yang berurusan dengan sekolah, sehingga ketika siapa pun masuk dianggap mempunyai urusan dengan orang yang ada di dalam ruangan tersebut. Salah satu dari perempuan yang duduk di depan ruangan tadi memang melihat dua orang laki-laki masuk ke halaman kantor dengan berkendaraan, salah satunya masuk ke ruangan penulis dan tidak lama keluar lagi. Dia tidak menyangka bahwa laki-laki tersebut sudah membawa laptop yang ada di meja lengkap dengan chargernya.
Nah, di sinilah ujian itu mulai dirasakan. Penulis hanya bisa termenung sesaat sambil mencari solusi bagaimana agar pikiran penulis tidak terganggu dan tetap santai. Jadi yang terpikir adalah bagaimana agar tetap santai, bukan bagaimana agar laptop bisa didapatkan kembali. Ketika teman-teman yang lain sibuk memberikan ucapan semangat, belasungkawa, memberikan bermacam usulan agar bisa menemukan kembali laptop sampai kepala sekolah memberikan batuan untuk mencari cara agar bisa menemukannya, perlahan penulis sudah kembali ke pikiran yang segar dan sama sekali tidak ada beban atas hilangnya laptop tersayang tersebut. Saat itu bukan “kenapa laptop saya hilang, dll.”, tetapi yang ada dan terus penulis masukan adalah berbagai pikiran positif yang membuat penulis lebih tenang dan santai.
Pertama penulis berpikir bahwa Allah sangat sayang pada hambanya, dia akan memberikan ujian dengan berbagai bentuk. Allah adalah sebaik-baik pembersih atau pengampun bagi dosa-dosa hamba-Nya. Dia lah yang maha mengampuni dosa dan memberikan jalan agar hamba-Nya ingat kepada-Nya. Kehilangan ini merupakan teguran dari Allah atas diri penulis. Mungkin saja Allah ingin mengambil sedikit harta penulis yang selama ini didapat dari jalan yang tidak semestinya, misalnya datang agak terlambat dan pulang agak cepat, namun gaji diterima full. Melaksanakan tugas yang kurang maksimal dan lain sebagainya. Penulis yakin bahwa inilah cara Allah menegur hamba-Nya dan mungkin inilah cara Allah membersihkan harta yang kurang baik.

https://images.app.goo.gl/hTBtEAdQ9oejQL4GA

Kedua adalah terinspirasi dari lagunya H. Rhoma Irama yang menyebutkan bahwa semua pasti akan berpisah. Tidak akan ada yang kekal bersama selamanya. Penulis berpikir bahwa kehilangan laptop bersama dokumen penting tidaklah akan membuat penulis sakit atau mati. Penulis insya Allah akan tetap hidup normal, tidak akan dipecat hanya karena kehilangan laptop dan segala hal negatif penulis anggap tidak akan pernah terjadi pada penulis hanya karena kehilangan laptop tersebut.
Ketiga yang ada dalam pikiran penulis adalah kehilangan laptop akan membuat pikiran penulis lebih segar karena ketika ada tuntutan pekerjaan tambahan, penulis bisa istirahat dan meminta pekerjaan tambahan tersebut dikerjakan oleh personil lainnya dengan alasan tidak ada laptop. Hehehe. Hal ini sangat dirasakan berdampak positif karena ada waktu santai sejenak dari aktivitas laptop. Keempat, laptop tersebut juga sudah tua dan baterainya juga sudah drop, sehingga kehilangannya tidak begitu berpengaruh dan yang kelima adalah Allah pasti akan menggantikan dengan laptop yang lebih baik ketika laptop yang lama rusak atau hilang. Itulah beberapa pikiran positif yang membuat penulis bisa berpikiran tenang dan tidur nyenyak malam harinya setelah kehilangan pada siang harinya.
Lima pikiran positif di atas lah yang membuat penulis bisa tenang tanpa beban berarti, padahal cobaan tersebut relatif sangat berat, namun dengan ketenangan dan pikiran positif, semuanya dapat teratasi dan akhirnya, tulisan ini terlahir dari laptop yang baru yang spek dan fiturnya lebih lengkap dari yang dulu. Dari sana, penulis kembali merasakan kebahagiaan lantara sudah digantikan oleh Allah dengan laptop yang baru. Tidak perlu mengenang berapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli laptop baru, yang jelas uang tersebut memang mempunyai hak untuk dibelikan ke laptop sebagai sarana penunjang tugas sehari-hari sebagai seorang guru.
Sekali lagi, selalu berpikir positif, tetap tenang dan tidak menyalahkan siapa pun sambil terus mencari solusi dapat membuat masalah lebih cepat berlalu. Salam sukses bagi kita semua. Allah selalu memberikan jalan terbaik bagi hamba-Nya yang memohon jalan terbaik kepada-Nya.

Balangan, 7 April 2020

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Kisah inspiratif yag wajib dijadikn buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaAllah nanti setelah banyak tulisan inspiratif, akan saya jadikan buku om.

      Hapus
  2. Sungguh banyak pelajaran yg kita dapatkan dari membaca artikel ini

    BalasHapus
  3. Setuju pak,segala peristiwa selalu ada suatu maksud.

    BalasHapus