Pikiran Positif membantu mempermudah
penyelesaian masalah
Setiap manusia yang punya akal sehat pasti akan
menghadapi berbagai masalah dalam hidupnya. Ada masalah yang sangat besar,
masalah besar, cukup besar, kecil dan sangat kecil tidak akan lepas dari
kehidupan setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, tua muda ataupun
anak-anak. Dari sekian banyak masalah yang menghampiri manusia, ada yang bisa
menghadapi masalah tersebut dengan sangat mudah dan bahkan seolah-olah tidak
ada masalah, ada juga yang terseok-seok dalam menghadapinya dan bahkan ada juga
yang tidak mampu menghadapi masalah sehingga jalan-jalan yang salah akan tetap
ditempuh untuk menyelesaikan maslah tersebut. Hasilnya adalah ada yang santai
sambil menikmati setiap langkah dalam menghadapi masalah tersebut, ada yang
stres sampai depresi, ada yang sampai gila dan bahkan jalan yang paling ekstrem
adalah bunuh diri.
Hal wajar ketika manusia yang hidup dan mempunyai
akal yang sehat akan menemui permasalahan. Namun dari setiap permasalahan yang
dihadapi, akan berbeda-beda cara menyelesaikan masalah tersebut. Ketika masalah
menghampiri orang yang kuat jiwa dan raganya, maka kemungkinan permasalahan
tersebut mudah diselesaikan, namun apabila masalah tersebut dihadapi oleh orang
yang labil jiwanya, maka kemungkinan akan muncul masalah baru karena
ketidakmampuan ia menyelesaikan masalah yang ada. Dilihat dari kemampuan
menyelesaikan masalah tersebut, maka yang paling berperan dalam penyelesaian
masalah adalah kondisi jiwa yang prima yang akan berhasil menghadapi dan menyelesaikan
masalah.
Pengalaman membuktikan bahwa ketika semua
permasalahan dihadapi dengan pikiran yang positif, maka semua akan baik-baik
saja. Memang ketika kita belum menghadapi masalah tersebut, kelihatannya kita
akan sulit menghadapinya, namun ketika masalah tersebut sudah menimpa kita,
maka tidak ada yang begitu berat. Tinggal bagaimana kita bisa mengontrol jiwa
kita agar tetap selalu bisa berpikir positif.
Pada hari Rabu 11 Desember 2019, sebuah cobaan
yang mungkin bagi sebagian orang cukup berat, bagi penulis juga memang cukup
berat, terjadi di pagi itu. Cobaan tersebut terjadi begitu cepat dan tidak
terduga. Laptop yang sehari-hari dipakai oleh penulis berpindah tangan ke
tangan orang yang tidak berhak secara hukum. Laptop tersebut digunakan penulis
untuk bekerja sehari-hari di sekolah. Kita mungkin dapat membayangkan betapa
banyak dokumen atau file yang sangat berharga melebihi harga dari laptop
tersebut berada dalam laptop itu. Semua pekerjaan baik yang sudah, yang sedang
dan yang akan dikerjakan tidak tersisa, semua hilang bersama dengan laptop
tersebut. Bagi penulis, cobaan itu cukup berat mengingat pentingnya alat tersebut
dalam menunjang kegiatan sehari-hari di sekolah.
https://images.app.goo.gl/FaPqqEXLX6qcc9BPA |
Pagi itu, penulis datang seperti biasa jam sekitar
jam 07.32 menit Wita. Sesampainya di kantor, penulis mengisi daftar hadir dan
langsung pergi ke ruangan kerja yang kebetulan ruangan kerja tersebut terpisah
dengan ruangan dewan guru lainnya. Maklum saja yang namanya ruangan bimbingan
dan konseling memang seharusnya terpisah dari ruangan lainnya. Setelah membuka pintu
dan meletakkan tas yang berisi laptop dan perlengkapan mengajar, penulis
langsung berangkat ke ruang guru untuk membuka komputer server e-rapor karena
kebetulan penulis juga menjadi admin e-rapor pada saat itu. Setelah memastikan
semua perangkat sudah hidup, lalu mencek isi dari e-rapor dan memonitor
guru-guru yang sudah mengisi e-rapor di komputer klien masing-masing. Setelah
itu mempersilakan rekan-rekan guru untuk bertanya jawab sambil membantu
menyelesaikan permasalahan pengisian e-rapor oleh setiap guru.
Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan jam 09. 29
menit. Lalu penulis kembali ke ruang kerja yang pada saat itu dan
sebelum-sebelumnya memang tidak pernah terkunci, hal itu karena penulis yakin
bahwa tidak ada yang akan masuk untuk melakukan tindakan yang merugikan sekolah
atau guru. Sesampainya di ruang kerja, penulis membuka laptop dan membuka
internet, selanjutnya membuka aplikasi Plagiarisme Checker karena pada saat itu
kebetulan penulis mempunyai tulisan yang harus dicek tingkat plagiarismenya.
Setelah mengunggah tulisan, aplikasi melakukan proses Scan dan sedang dalam
proses menunggu, oleh karena baterai sudah mulai kosong, kabel charger pun
dipasang ke colokan listrik dan sementara tas yang di dalamnya berisi beberapa
dokumen penting serta uang tunai diletakan di kursi di samping meja kerja.
Selama menunggu hasil Scan, penulis berjalan ke
luar ruangan dan menemui dua orang wanita yang sepertinya sudah sering
berkunjung dan diyakini akan berurusan dengan salah satu guru di SMP tempat
penulis mengajar yaitu SMP Negeri 1 Paringin Kab. Balangan Kal-Sel. Penulis
kembali masuk untuk mengecek apakah sudah selesai atau belum. Tidak berselang
lama, datanglah Pak Aji guru olah raga ke ruang kerja penulis dan beliau
meminta untuk dipandu mengisi e-rapor karena beliau belum begitu menguasai cara
pengisian e-rapor sebagai guru yang bertugas tambahan di SMP tersebut.
Sebagai admin e-rapor di sekolah itu, maka sudah
menjadi kewajiban penulis untuk memberikan bantuan cara input data dan nilai
siswa ke e-rapor, penulis pun berangkat bersama Pak Aji ke kantor untuk
memosisikan diri dekat dengan server e-rapor. Ketika meninggalkan laptop yang
masih terbuka bersama charger dan tas kerja, pintu ruangan memang tidak dikunci
dan laptop tersebut terlihat sangat jelas dari luar ruangan. Tanpa ada rasa
curiga sedikit pun dan kepada siapa pun, penulis dengan santainya meninggalkan
ruangan kerja menuju kantor dimana server berada.
Setelah sampai ke kantor dan memberikan penjelasan
serta membantu sedikit cara input data dan nilai siswa ke e-rapor, penulis
kembali ke ruang kerja. Tidak ada rasa terkejut ketika melihat di meja kerja
bahwa laptop dan chargernya sudah tidak ada. Penulis hanya berpikir mungkin
laptop ada di dalam tas karena lupa apakah tadi sudah mengeluarkan laptop atau
belum. Setelah di cek di dalam tas, ternyata tidak ada laptop yang biasanya
dipakai. Penulis mencoba mencari di setiap ruangan, namun tidak menemukannya.
Penulis berpikir mungkin teman kerja penulis yang meminjam. Setelah dicari ke
berbagai tempat dan menanyakan kepada rekan-rekan sejawat, tidak ada yang tahu
dan akhirnya penulis baru sadar bahwa laptopnya sudah hilang.
Ketika sadar bahwa laptop sudah hilang,
rekan-rekan kerja termasuk kepala sekolah menjadi gempar. Padahal di depan
ruangan tadi ada dua orang perempuan dan ada satpam, ketika mereka ditanya,
ternyata tidak menyadari bahwa yang masuk ruangan tadi adalah pencuri. Oleh
karena ruangan tersebut memang sering menjadi tempat lalu lalang orang yang
berurusan dengan sekolah, sehingga ketika siapa pun masuk dianggap mempunyai
urusan dengan orang yang ada di dalam ruangan tersebut. Salah satu dari
perempuan yang duduk di depan ruangan tadi memang melihat dua orang laki-laki
masuk ke halaman kantor dengan berkendaraan, salah satunya masuk ke ruangan
penulis dan tidak lama keluar lagi. Dia tidak menyangka bahwa laki-laki
tersebut sudah membawa laptop yang ada di meja lengkap dengan chargernya.
Nah, di sinilah ujian itu mulai dirasakan. Penulis
hanya bisa termenung sesaat sambil mencari solusi bagaimana agar pikiran
penulis tidak terganggu dan tetap santai. Jadi yang terpikir adalah bagaimana
agar tetap santai, bukan bagaimana agar laptop bisa didapatkan kembali. Ketika
teman-teman yang lain sibuk memberikan ucapan semangat, belasungkawa,
memberikan bermacam usulan agar bisa menemukan kembali laptop sampai kepala
sekolah memberikan batuan untuk mencari cara agar bisa menemukannya, perlahan
penulis sudah kembali ke pikiran yang segar dan sama sekali tidak ada beban
atas hilangnya laptop tersayang tersebut. Saat itu bukan “kenapa laptop saya
hilang, dll.”, tetapi yang ada dan terus penulis masukan adalah berbagai
pikiran positif yang membuat penulis lebih tenang dan santai.
Pertama penulis berpikir bahwa Allah sangat sayang
pada hambanya, dia akan memberikan ujian dengan berbagai bentuk. Allah adalah
sebaik-baik pembersih atau pengampun bagi dosa-dosa hamba-Nya. Dia lah yang
maha mengampuni dosa dan memberikan jalan agar hamba-Nya ingat kepada-Nya.
Kehilangan ini merupakan teguran dari Allah atas diri penulis. Mungkin saja
Allah ingin mengambil sedikit harta penulis yang selama ini didapat dari jalan yang
tidak semestinya, misalnya datang agak terlambat dan pulang agak cepat, namun
gaji diterima full. Melaksanakan tugas yang kurang maksimal dan lain
sebagainya. Penulis yakin bahwa inilah cara Allah menegur hamba-Nya dan mungkin
inilah cara Allah membersihkan harta yang kurang baik.
https://images.app.goo.gl/hTBtEAdQ9oejQL4GA |
Kedua adalah terinspirasi dari lagunya H. Rhoma
Irama yang menyebutkan bahwa semua pasti akan berpisah. Tidak akan ada yang
kekal bersama selamanya. Penulis berpikir bahwa kehilangan laptop bersama
dokumen penting tidaklah akan membuat penulis sakit atau mati. Penulis insya
Allah akan tetap hidup normal, tidak akan dipecat hanya karena kehilangan
laptop dan segala hal negatif penulis anggap tidak akan pernah terjadi pada
penulis hanya karena kehilangan laptop tersebut.
Ketiga yang ada dalam pikiran penulis adalah
kehilangan laptop akan membuat pikiran penulis lebih segar karena ketika ada
tuntutan pekerjaan tambahan, penulis bisa istirahat dan meminta pekerjaan
tambahan tersebut dikerjakan oleh personil lainnya dengan alasan tidak ada
laptop. Hehehe. Hal ini sangat dirasakan berdampak positif karena ada waktu
santai sejenak dari aktivitas laptop. Keempat, laptop tersebut juga sudah tua
dan baterainya juga sudah drop, sehingga kehilangannya tidak begitu berpengaruh
dan yang kelima adalah Allah pasti akan menggantikan dengan laptop yang lebih
baik ketika laptop yang lama rusak atau hilang. Itulah beberapa pikiran positif
yang membuat penulis bisa berpikiran tenang dan tidur nyenyak malam harinya
setelah kehilangan pada siang harinya.
Lima pikiran positif di atas lah yang membuat
penulis bisa tenang tanpa beban berarti, padahal cobaan tersebut relatif sangat
berat, namun dengan ketenangan dan pikiran positif, semuanya dapat teratasi dan
akhirnya, tulisan ini terlahir dari laptop yang baru yang spek dan fiturnya
lebih lengkap dari yang dulu. Dari sana, penulis kembali merasakan kebahagiaan
lantara sudah digantikan oleh Allah dengan laptop yang baru. Tidak perlu mengenang
berapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli laptop baru, yang jelas uang
tersebut memang mempunyai hak untuk dibelikan ke laptop sebagai sarana
penunjang tugas sehari-hari sebagai seorang guru.
Sekali lagi, selalu berpikir positif, tetap tenang
dan tidak menyalahkan siapa pun sambil terus mencari solusi dapat membuat
masalah lebih cepat berlalu. Salam sukses bagi kita semua. Allah selalu
memberikan jalan terbaik bagi hamba-Nya yang memohon jalan terbaik kepada-Nya.
Balangan, 7 April 2020
6 Komentar
Kisah inspiratif yag wajib dijadikn buku
BalasHapusInsyaAllah nanti setelah banyak tulisan inspiratif, akan saya jadikan buku om.
HapusSungguh banyak pelajaran yg kita dapatkan dari membaca artikel ini
BalasHapusTerimakasih pa.
HapusSetuju pak,segala peristiwa selalu ada suatu maksud.
BalasHapusIya. Tinggal kita cari hikmahnya aja
Hapus