UANG 100 RIBU
https://images.app.goo.gl/kmLTpEjpoziWA9rD6 |
Ada selembar kertas ajaib di dunia ini khususnya
di negara kita Indonesia. Ia terbuat dari kertas yang diberikan gambar dua
tokoh besar negeri ini. Dua tokoh tersebut begitu memesona pada masa hidup
mereka dan bahkan sampai wafat mereka pun masih saja memesona. Hal itu terbukti
dengan banyaknya orang yang mencari
kertas yang ada menempel gambar mereka berdua. Dimana-mana orang berlomba untuk
mendapatkannya. Sungguh ajaib bukan kertas itu? Yang menjadi ajaib itu apakah
gambar dua tokoh pahlawan yang ada di dalamnya, ataukah gambar lain yang ada di
sisi lain dari kertas tersebut. Namun yang jelas, ada kekuatan yang sangat
hebat yang membuat mereka sangat dicari oleh orang-orang di negeri ini.
Didominasi oleh warna kemerahan dan di salah satu
sudutnya terpampang gambar burung garuda yang tergantung perisai di dadanya,
burung garuda itu terlihat sangat gagah dan perkasa dengan cengkeraman yang
kuat pada sehelai pita di kakinya yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika.
Sementara di bagian lain pada sisi yang sama, terpampang tulisan berupa angka 1
(satu) dengan ditemani oleh lima buah angka 0 (nol) serta tidak cukup sampai di
situ, di bawahnya pun tertulis seratus ribu rupiah, dengan maksud kira-kira
supaya orang tidak salah membaca kertas tersebut. Sungguh kertas yang sangat
indah dipandang mata dan mengandung unsur seni yang tinggi dari setiap garis
dan bentuk-bentuk lainnya yang tergurat rapi di kertas tersebut.
Sementara di sisi lain, tampak foto seorang
perempuan yang terlihat sangat anggun sedang mengangkat selendang yang melilit
di pinggangnya dengan posisi tubuh seperti melengak-lenggok layaknya seorang
penari. Betul saja bahwa foto itu adalah foto seorang penari yang membawakan
tari topeng betawi. Gambar tersebut terlihat indah, ditambah lagi latar yang
dipakai adalah latar pemandangan dari sebuah tempat wisata yang sangat terkenal
di Indonesia dan sampai ke mancanegara. Lokasi wisata tersebut terletak di
daerah Papua yang dikenal dengan lokasi wisata Raja Ampat. Sungguh pemandangan
yang indah, apalagi bisa datang ke tempat tersebut. Apakah foto ini juga bisa
menjadi daya tarik dari selembar kertas yang ajaib tadi?
Dari beberapa ilustrasi di atas, apakah memang
benar kekuatan atau daya tarik dari kertas tersebut berasal dari gambarnya
ataukah dari kekuatan lainnya?. Kenapa kertas tersebut begitu berharga, padahal
bahan dan proses pembuatannya kalau dibandingkan nilai kertas tersebut sangat
jauh berbeda. Bagi orang yang mendapatkannya akan merasa sangat bahagia. Ada
pula rasa sedih dan berat hati untuk mengeluarkannya ketika sudah masuk
kantong. Sungguh lembaran kertas berwarna kemerahan bergambar pahlawan tersebut
sangat berharga bagi sebagian orang.
Selain daya tariknya yang kuat, pengaruh lembaran
kertas tersebut juga sangat kuat, dia bisa membuat orang baik menjadi jahat,
bisa membuat orang bertengkar, berkelahi dan bahkan saling membunuh demi
mendapatkannya. Bisa juga seseorang rela menggadaikan atau menjual harga
dirinya hanya demi mendapatkan lembaran kertas berwarna kemerahan dan
kawan-kawannya, baik yang berwarna sama atau maupun yang berwarna berbeda. Ada
yang dengan tega mencuri, merampok, mencopet, menipu, memalak dan pada
tingkatan yang paling tinggi adalah mengorupsi uang negara demi memenuhi hasrat
memiliki lembaran kertas tersebut. Kita dapat melihat betapa dahsyatnya
pengaruh kertas tersebut dalam diri manusia dan dalam sendi-sendi bernegara di
Indonesia.
Sebenarnya, apa yang bisa kita ambil pelajaran
dari lembaran kertas yang di negara kita Indonesia dikenal dengan sebutan uang
atau sebagian lagi menyebutnya duit? Bukankah mereka hanya berupa kertas
berwarna dan bertuliskan nominal mulai dari yang terkecil seribu rupiah sampai
nilai terbesar seratus ribu rupiah. Banyak orang yang mengatakan bahwa dengan
mereka tidak menjamin kebahagiaan, namun tanpa mereka, kebahagiaan juga tidak
begitu sempurna. Ada lagi yang berpendapat bahwa uang bukan segala-galanya,
namun sekarang ini, hampir segala-galanya memerlukan uang. Ada juga yang
berpendapat uang adalah segalanya, namun pendapat lain mengatakan bahwa uang
bukan tujuan utama dan bukan segala-galanya.
Pendapat di atas memang tidak sepenuhnya benar dan
juga tidak sepenuhnya salah. Mereka pasti punya pandangan tersendiri tentang
uang. Dari anggapan sebagian orang di atas, ada hal penting yang bisa kita
ambil pelajaran dari uang dalam kehidupan sehari-hari. Uang merupakan barang
atau benda yang dinilai hanya dari warna atau gambar yang ada padanya. Padahal
bahan atau nilai material dari uang kertas tersebut tidak setara dengan nilai
yang tertera pada setiap sisinya. Kita rasa lebih tinggi nilai yang tertulis
(nominal) daripada nilai materialnya. Uang tidak lagi bernilai atau nilainya
berkurang ketika warnanya berubah, misalnya berubah warna karena pewarna dari
luar seperti cat dan sebagainya. Si penerima uang akan berpikir beberapa kali
untuk menerima uang tersebut dan bahkan mungkin saja langsung menolaknya. Perubahan
warna yang lebih nyata adalah kita mengenal warna uang 100 ribu adalah
kemerahan, ketika kita melihat warna biru, maka kita yakin uang tersebut
bukanlah uang 100 ribu. Hal itu membuktikan bahwa orang sudah dapat menilai
uang ketika melihat warnanya saja.
Uang merupakan benda yang dinilai dari warna atau
gambar atau tulisan yang tertera di setiap sisinya saja. Ketika warna atau
tulisan berbeda, maka lain pula nilai nominalnya. Hal ini mengisyaratkan kepada kita bahwa
semestinya kehidupan kita atau pandangan kita terhadap kehidupan ini jangan
sampai seperti pandangan kita terhadap mata uang tersebut. Memang uang termasuk
barang berharga, sama halnya dengan diri kita. Kita termasuk makhluk yang
berharga dan mulia lebih dari makhluk Allah lainnya seperti binatang, tumbuhan
dan lainnya. Namun jangan sampai ukuran kemuliaan kita hanya kita pandang atau
kita munculkan dari bentuk keindahan warna seperti wajah yang cantik, tubuh
yang gagah, otak yang cerdas, harta yang banyak, punya kekuasaan dan sebagainya
yang semuanya itu hanya sebagai gambar atau warna yang terlihat. Apakah yang
terlihat tersebut menunjukkan kualitas atau harga sebenarnya dari barang
tersebut?, tentunya tidak bisa dijadikan satu-satunya ukuran nilai atau
kemuliaan seorang manusia. Ada lagi salah satu ukuran yang sangat relevan untuk
menyatakan kemuliaan seseorang yaitu nilai hati, pikiran dan perasaan seseorang.
Inilah menurut penulis tentang sebenar-benarnya nilai dari manusia.
https://images.app.goo.gl/Mfop9ecqMc1Qs2Ly7 |
Sebagai manusia yang mulia dibanding makhluk
lainnya, tidak semestinya kita memandang kehidupan ini dan manusia lainnya
seperti kita memandang uang dari warnanya saja, namun kita harus memandang
manusia dari berbagai sudut pandang, terutama dari sudut pandang akhlak, karakter
dan kepribadian yang baik. Akhlak mulia, ketakwaan terhadap Tuhan dan keindahan
duniawi merupakan tingkatan tertinggi dari sebuah nilai manusia. Tetapi kalau
hanya mengandalkan kekayaan, kepintaran, bentuk fisik yang sempurna tanpa disertai
iman dan Taqwa serta akhlak mulia, maka sebenarnya ia laksana uang kertas yang
robek. Oleh karena itu, jadikanlah diri kita seperti emas yang indah dilihat
dan punya nilai diri yang sangat tinggi walaupun emas tersebut dipecah-pecah,
dia akan tetap bernilai, tidak seperti uang kertas yang tidak bernilai jika
berubah bentuk atau warnanya.
Demikian ulasan opini pribadi tentang uang kertas
100 ribu. Ini adalah opini pribadi, semoga bisa menjadi inspirasi terutama bagi
penulis sendiri. Salah dan khilaf mohon dimaafkan.
5 Komentar
semoga kita selalu bersyukur dengan uang 100.000
BalasHapusSemoga 100 ribu menjadi berkah bagi kita .Aamin
BalasHapusAmiiiiin. Semoga selalu berkah.
HapusSemoga seratus ribu semakin ceria,karena masuk dalam kotak amal/persembahan.
BalasHapusBenar sekali ibu, selama ini yg ada di kotak amal sangat jarang yg merah dan biru. Kebanyakan yg keabu-abuan aja
Hapus